ASPEK PENILAIAN DAN KUALITAS KREDIT


MANAJEMEN PERKREDITAN
"ASPEK PENILAIAN DAN KUALITAS KREDIT"


  1. Aspek Penilaian Analisis Kredit
    Dalam menilai atau menganalisis suatu permohonan kredit perlu dibahas berbagai aspek yang menyangkut keadaan usaha pemohon kredit. Pembahasan ini pada dasarnya adalah untuk meneliti apakan pemohon memenuhi prinsip 5C atau tidak yang kemudian menjadi pertimbangan bank untuk menentukan kelayakan pemohon kredit memperoleh kredit atau tidak, dengan kata lain apakan permohonan kredit tersebut feasibledalam arti andai kata kredit diberikan, maka usahanya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pokok maupun bunga dalam jangka waktu yang wajar atau sebaliknya. Kasmir (2002:120) menjelaskan aspek-aspek yang perlu dinilai dalam penentuan kelayakan pemberian fasilitas kredit.
  2. Pengertian Penilaian atau Analisis Kredit
    Penilaian atau analisis kredit adalah semacam study kelayakan (feasibility study) atas perusahaan pemohon kredi. (Firdaus & Ariyanti 2009:184)
    Penilaian kredit adalah suatu kegiatan peemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan kredit calon debitur hingga dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut diterima atau ditolak. (Djohan 2000:97)Pemberian kredit oleh bank kepada debitur merupakan  penempatan aktiva produktif  kepada aktiva berisiko. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Produktif Bank Umum pada  Pasal 1 angka 3: Aktiva Produktif adalah penyediaan dana Bank untuk memperoleh penghasilan, dalam  bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repurchase agreement), tagihan derivatif, penyertaan, transaksi rekening  administratif serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.Dengan demikian, bank selaku pihak yang akan menempatkan aktiva produktifnya kepada aktiva berisiko melalui pemberian kredit, harus meyakini dan secara selektif dalam mengucurkan kreditnya. Untuk meyakini hal tersebut, maka setiap permohonan kredit yang diterima, haruslah secara seksama dilakukan analisisis kreditnya untuk menilai layak tidaknya kredit diberikan.  Ismail (2010) Analisis kredit merupakan suatu proses analisis yang dilakukan oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit yang telah diajukan oleh calon debitur.
  3. Maksud dan tujuan dilakukan analisis kredit atas permohonan kredit agar aktiva produktif  yang ditempatkan tersebut tidak menjadi kredit bermasalah atau kredit macet (Non Performing Loan). Menurut Supriyono (2011:161) menyatakan proses analisis kredit mempunyai tujuan utama yang paling hakiki, yaitu agar bank membuat satu keputusan kredit yang baik dan benar “make a good loan”, sehingga terhindar dari keputusan kredit yang keliru yang menyebabkan kredit bermasalah “bad loan”.


Contoh aspek pemberian kredit berdasarkan aspek penilaian kredit:
  1. Penilaian Aspek Character
    Merupakan data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Kegunaan dari penilaian tesebut untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad/kemauan calon calon debitur untuk memenuhi kewajibannya (wiilingness to pay) sesuai dengan janji yang telah ditetapkan.
    Pemberian kredit atas dasar kepercayaan, sedangkan yang mendasari suatu kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa calon debitur memiliki moral, watak dan sifat-sifat pribadi yang positif dan koperatif. Disamping itu mempunyai tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat, maupun dalam menjalankan usahanya. Karakter merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon debitur tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan hutangnya, kalau tidak mempunyai itikad yang baik tentu akan membawa kesulitan bagi bank dikemudian hari.
    Contoh: Ada seorang nasabah bernama Ibu Dinar ingin kredit mesin packing roti di bank MANDIRI. Ibu Dinar sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Ibu Dinar ingin meminta kredit mesin packing roti, mesin oven roti, mesin mix bahan-bahan sebanyak 3 mesin seharga Rp. 97.000.000 dan membutuhkan dana sebesar Rp. 291.000.000 kepada bank MANDIRI. Alasan Ibu Dinar ingin mengambil kredit dibank tersebut dikarenakan ingin membuka cabang pabrik rotinya, karena di cabang barunya belum memiliki mesin tersebut. lalu ia meminta aggunan untuk mengkredit mesin packing roti dibank MANDIRI. Ini merupakan data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Kegunaan dari penilaian tesebut untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad/kemauan calon calon debitur untuk memenuhi kewajibannya (wiilingness to pay) sesuai dengan janji yang telah ditetapkan.
    Pemberian kredit atas dasar kepercayaan, sedangkan yang mendasari suatu kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa calon debitur memiliki moral, watak dan sifat-sifat pribadi yang positif dan koperatif. Disamping itu mempunyai tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat, maupun dalam menjalankan usahanya. Karakter merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon debitur tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan hutangnya, kalau tidak mempunyai itikad yang baik tentu akan membawa kesulitan bagi bank dikemudian hari. suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang nasabah baik latar belakang pekerjaan, mapun yang bersifat pribadi seperti : Cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan social standing-nya.
  2. Penilaian Aspek Capacity
    ntuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang di salurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang, semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit.
    Dari contoh yang ada di aspek character diatas, ternyata ada penilaian aspek capacity didalamnya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai capacity, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. Dengan adanya aspek prospect , bank dapat melihat apakah ia memiliki capacity yang menguntungkan atau tidak untuk membayar kredit.
    Ternyata Ibu Dinar memiliki penghasilan yang baik dan bisa menguntungkan bank, Ibu Dinar menjelaskan kepada pihak bank apabila ia memiliki mesin packing roti untuk pabrik di cabang barunya, ia memiliki usaha bagaimana ia mengelola uang dari hasil menjual roti-roti tersebut, untuk melunasi kewajibannya di bank tersebut. Ibu Dinar menyebutkan sebab-alasan kepada pihak bank. Ibu Dinar menjelaskan penghasilan yang dia miliki dapat  mencapai Rp.24.000.000,-/ hari bahkan lebih, itu sudah termaksud keuntungan bersih diluar dari bahan-bahan maupun listrik. Dapat kita lihat dan bisa kita analisa pemasukkan Ibu Dinar diperusahaan itu perbulannya : Rp. 24.000.000 x 30 hari =  Rp.720.000.000,- . Dari hasil setiap bulannya Ibu Dinar dapat melunasi kewajibannya kepada pihak bank.
  3. Penilaian Aspek Prospect
    Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.
    Dari contoh diatas dapat kita lihat bahwa pihak bank juga harus menilai Aspek prospect kepada calon debiturnya apakah ia memiki usaha dimasa yang akan datang. Pihak bank juga menganalisa usaha calon debiturnya apakah menguntungkan / merugikan pihak bank.
    Dari contoh yang ada di aspek character diatas, ternyata ada penilaian aspek prospect didalamnya. Mengapa itu? Ternyata pihak bank menilai kepada calon debitur mengenai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. Dengan adanya aspek prospect , bank dapat melihat apakah ia memiliki prospek yang menguntungkan atau tidak buat bank.
    Di masa depan perusahaan ini bisa membayar dan tidak merugikan bank. D ikarenakan perusahaan ini termasuk perusahaan wirausaha yang dibilang sangat menguntungkan, apalagi roti ini termasuk makanan yang banyak orang mengkonsumsi nya setiap hari.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan PPIP dengan PPMP

Contoh TA, " Prosedur Pembukaan Tabungan pada PT BCA, Tbk ”

Contoh Makalah Ekonomi "UANG DAN BANK"